DEMI KELANCARAN DAKWAH DAN TARBIYAH DALAM RANGKA KHIDMAT KEPADA ISLAM DAN KAUM MUSLIMIN, MAKA LEMBAGA AMIL ZAKAT DAN SEDEKAH MEMBUKA KESEMPATAN KEPADA KAUM MUSLIMIN YANG INGIN BERPARTISIPASI BERSAMA IKUT ANDIL DALAM PROYEK UMMAT INI. UNTUK INFO LEBIH LANJUT SILAHKAN HUBUNGI LAZIS-WI BONE, CP. 085242890529

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 11 September 2011

Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah

Masa muda merupakan masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Maka ini merupakan nikmat besar dari Allah Ta’ala yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya untuk amal kebaikan guna meraih ridha Allah Ta’ala. Dan sebagimana nikmat-nikmat besar lainnya dalam diri manusia, nikmat inipun nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,
{أَلا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ. لِيَوْمٍ عَظِيمٍ. يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ}
Tidakkah mereka itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar (dasyat), (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam (Allah Ta’ala)” (QS al-Muthaffifiin: 4-6).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”[1].
Akan tetapi bersamaan dengan itu, masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwanya, yang ini sering menyebabkan dia mengalami keguncangan dalam hidup dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari berbagai masalah tersebut[2].
Dalam kondisi seperti ini, tentu peluang untuk terjerumus ke dalam keburukan dan kesesatan yang dibisikkan oleh setan sangat besar sekali, apalagi Iblis yang telah bersumpah di hadapan Allah U bahwa dia akan menyesatkan manusia dari jalan-Nya dengan semua cara yang mampu dilakukannya, tentu dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Allah Ta’ala berfirman,
{قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ. ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ}
Iblis berkata: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalangi-halangi) manusia dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)” (QS al-A’raaf: 16-17).
Di sinilah terlihat peran besar agama Islam sebagai petunjuk yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada umat manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka di dunia dan akhirat.
Agama Islam sangat memberikan perhatian besar kepada upaya perbaikan mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah para pemeran utama di masa mendatang, dan mereka adalah pondasi yang menopang masa depan umat ini.
Oleh karena itulah, banyak ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menghasung kita untuk membina dan mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka baik maka umat ini akan memiliki masa depan yang cerah, dan generasi tua akan digantikan dengan generasi muda yang shaleh, insya Allah[3].
Pemuda yang dijanjikan akan mendapatkan naungan Allah Ta’ala
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ»
Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”[4].
Hadits yang agung ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Islam terhadap hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi seorang pemuda muslim sekaligus menjelaskan keutamaan besar bagi seorang pemuda yang memiliki sifat yang disebutkan dalam hadits ini.
Syaikh Salim al-Hilali berkata: “(Hadits ini menunjukkan) keutamaan pemuda yang tumbuh dalam dalam ketaatan kepada Allah, sehingga dia selalu menjauhi perbuatan maksiat dan keburukan”[5].
Imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri berkata: “(Dalam hadits ini) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhusukan (penyebutan) “seorang pemuda” karena (usia) muda adalah (masa yang) berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah (tentu) lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri orang tersebut)”[6].
Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ»
“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah[7].
Artinya: pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan[8].
Inilah sosok pemuda muslim yang dicintai oleh Allah Ta’ala dan pandai mensyukuri nikmat besar yang Allah Ta’ala anugrahkan kepadanya, serta mampu berjuang menundukkan hawa nafsunya pada saat-saat tarikan nafsu sedang kuat-kuatnya menjerat seorang manusia. Ini tentu merupakan hal yang sangat sulit dan berat, maka wajar jika kemudian Allah Ta’ala memberikan balasan pahala dan keutamaan besar baginya.
Bimbingan Islam untuk meluruskan akhlak para pemuda
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin berkata, “Sesungguhnya sebab-sebab (yang mendukung terjadinya) penyimpangan dan (banyak) masalah (di kalangan) para pemuda sangat banyak dan bermacam-macam, karena manusia di masa remaja akan mengalami pertumbuhan besar pada fisik, pikiran dan akalnya. Karena masa remaja adalah masa pertumbuhan, sehingga timbullah perubahan yang sangat cepat (pada dirinya). Oleh karena itulah, dalam masa ini sangat dibutuhkan tersedianya sarana-sarana untuk membatasi diri, mengekang nafsu dan pengarahan yang bijaksana untuk menuntun ke jalan yang lurus”[9].
Kemudian syaikh al-‘Utsaimin menjelaskan sebab-sebab yang harus ditempuh untuk memperbaiki ahklak para pemuda berdasarkan petunjuk agama Islam[10], di antaranya adalah:
1. Memanfaatkan waktu luang secara maksimal
Waktu luang bisa menjadi penyakit yang membinasakan pikiran, akal dan potensi fisik manusia, karena diri manusia harus beraktifitas dan berbuat. Jika diri manusia tidak beraktifitas maka pikirannya akan beku, akalnya akan buntu dan aktifitas dirinya akan lemah, sehingga hatinya akan dikuasai bisikan-bisikan pemikiran buruk, yang terkadang akan melahirkan keinginan-keinginan buruk…
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ»
“Ada dua nikmat (dari Allah Ta’ala) yang kurang diperhatikan oleh banyak manusia (yaitu) kesehatan dan waktu luang”[11].
Untuk mengatasi hal ini, hendaknya seorang pemuda berupaya (untuk mengisi waktu luangnya) dengan kegiatan yang cocok (dan bermanfaat) untuknya, seperti membaca, menulis, berwiraswasta atau kegiatan lainnya, untuk menghindari kekosongan aktifitas dirinya, dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berbuat (kebaikan) untuk dirinya dan orang lain.
2. Memilih teman bergaul yang baik
Hal ini sangat mempengaruhi akal, pikiran dan tingkah laku para pemuda. Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل
“Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”[12].
Dalam hadits lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan teman duduk (bergaul) yang baik dan teman duduk (bergaul) yang buruk (adalah) seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan peniup al-kiir (tempat menempa besi), maka penjual minyak wangi bisa jadi dia memberimu minyak wangi, atau kamu membeli (minyak wangi) darinya, atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang harum darinya. Sedangkan peniup al-kiir (tempat menempa besi) bisa jadi (apinya) akan membakar pakaianmu atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya”[13].
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan duduk dan bergaul dengan orang-orang yang baik akhlak dan tingkah lakunya, karena pengaruh baik yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka, sekaligus menunjukkan larangan bergaul dengan orang-orang yang buruk akhlaknya dan pelaku maksiat karena pengaruh buruk yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka[14].
Oleh karena itu, hendaknya seorang pemuda berusaha mencari teman bergaul orang-orang yang baik dan shaleh serta berakal, agar dia bisa mengambil manfaat dari kebaikan, keshalehan dan akalnya. Maka hendaknya seorang pemuda menimbang keadaan orang-orang yang akan dijadikan teman bergaulnya, dengan meneliti keadaan dan akhlak mereka.
3. Memilih sumber bacaan yang baik dan bermanfaat
Mengkonsumsi sumber-sumber bacaan yang merusak, baik berupa artikel, surat kabar, majalah dan lain-lain, akan menyebabkan pendangkalan akidah dan agama seseorang, serta menjerumuskannya ke dalam jurang kebinasaan, kekafiran dan keburukan akhlak. Khususnya jika pemuda tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat dan pola pikir yang benar untuk dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, serta yang bermanfaat dan membinasakan.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya seorang pemuda menjauhi sumber-sumber bacaan tersebut, dan beralih kepada sumber-sumber bacaan lain yang akan menumbuhkan dalam hatinya kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta menyuburkan keimanan dan amal shaleh dalam dirinya. Dan hendaknya dia bersabar dalam melakukan semua itu, karena hawa nafsunya akan menuntut dia dengan keras untuk kembali membaca bacaan-bacaan yang telah biasa dikonsumsinya, dan menjadikannya bosan serta jenuh untuk membaca bacaan-bacaan lain yang bermanfaat. Ibaratnya seperti orang yang berusaha melawan hawa nafsunya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, tapi nafsunya enggan dan selalu ingin melakukan perbuatan yang sia-sia dan salah.
Sumber bacaan bermanfaat yang paling penting adalah al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir yang berisi riwayat-riwayat tafsir yang shahih dan penafsiran akal yang benar. Demikian juga hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama ahlus sunnah berdasarkan dua sumber hukum Islam ini.
Penutup
Demikianlah, semoga tulisan ringkas ini bermanfaat dan menjadi motivasi bagi kaum muslimin, terutama para pemuda, untuk mengusahakan kebaikan bagi dirinya dan membiasakan dirinya untuk selalu menetapi amal shaleh dan ibadah kepada Allah Ta’ala, agar mereka termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan keutamaan dan kemuliaan besar dari Allah Ta’ala, sebagimana dalam hadits-hadits yang tersebut di atas.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 13 Jumadal ula 1432 H


Artikel www.muslim.or.id

Keutamaan Puasa Enam Hari Syawal

Abu Ayyub al-Anshari radhiallaahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim).

Imam Ahmad dan an-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Puasa Ramadhan ganjarannya sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka bagaikan berpuasa selama setahun penuh." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hubban dalam "Shahih" mereka)

Dari Abu Hurairah radhallaahu 'anhu, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun." (HR. al-Bazzar)

Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa enam hari penuh, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh kali kelipatannya, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.

Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfa'at, di antaranya:

1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawathib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seseorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan, "Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan sesuatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk, maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lalu. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya Iedul Fithri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah Iedul Fithri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.

oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampuan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia justru mengggantinya dengan perbuatan maksiat, maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai lagi." (QS. an-Nahl: 92)

5. Dan di antara manfa'at puasa enam hari di bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup. Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan, sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan.

Barangsiapa yang mereka demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah Iedul Fithri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosan dan berat apalagi benci.

Seorang ulama Salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya di bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar, "Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah Ta'ala secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh di sepanjang tahun."

Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu akan mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya. Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal. Dengan demikian telah melakukan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.

Ketahuilah amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta.a'a berfirman, "Dan sembahlah Tuhan-mu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS. al-Hijr: 99)

Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa serta shadaqah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, diantaranya; ia sebagai pelengkap dari kekuarangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada Hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapuskannya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.

Hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu keharibaan Nabi, segenap keluar dan sahabat beliau.

Sumber: Risalah Ramadhan, Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim al-Jarullah.-alsofwah.or.id-

Sabtu, 10 September 2011

Lebih 700 Orang Hadiri Buka Puasa Akbar DPC Bone

Alhamdulillah DPC Bone berhasil gelar Buka Puasa Akbar,  buka puasa kali ini dilaksanakan di rumah Ketua Lembaga Muslimah (LM) Bone, Ahad 7 Agustus 2011. Sebagai penceramah pada acara ini adalah Kepala Tata Usaha Kementerian Agama Kab. Bone KM.Drs. H. Idris Rasyid, yang juga Sebagai penasehat DPC Bone.

Jamaah yang hadir diperkirakan lebih 700 orang  dari berbagai kalangan, hadir unsur pemerintah daerah, ormas Islam dan tokoh-agama dan tokoh masyarakat serta  masyarakat sekitar Markas DPC Bone.

Buka puasa ini juga dimaksudkan untuk mensosialisasikan program kerja DPC Bone khususnya pendidikan yang saat ini sementara dikelolah melalui yayasan Ibnu Qayyim yaitu  TK Raudatul Atfal Rabbani, SD Islam Terpadu, SMP Islam Terpadu Teknologi dan SMK Islam Terpadu Teknologi.

Acara Dipadati Warga
Menurut salah seorang panitia ikhwah lebih 700 orang yang hadir dalam acara ini,  kursi yang disiapkan khusus untuk Ikhwah 350 orang ternyata tidak cukup bahkan sebagian besar pengurus berdiri. Sementara akhwat di tempatkan dalam rumah yang cukup besar ( Rumah Mertua Ust Ervan Arsyad ) dan teras rumah tanpa kursi. Di Akhwat,lebih banyak dari ikhwah karena rumah tidak muat maka sebagian tamu  perempuan menunggu di Masjid Istiqomah,  samping rumah tempat acara buka puasa,

Sebelum hari pelaksanaan buka puasa,panitia berhasil kumpulkan dana dari pengurus, kader, Majelis Ta'lim binaan dan simpatisan, sebesar Rp. 14.600.000,- dengan rincian pengeluaran : Komsumsi     Rp. 12.850.000,-, Baruga dan kursi Rp. 1.000.000,-, Penceramah  Rp. 150.000,- dan  Sisa dana disiapkan untuk Ittikaf Rp. 600.000,- (Humas DPC)

DPC Bone Rintis Desa Binaan

Lewat milis Forum Ketua Dpc WI, Ketua Dpc Bone Ustadz Abdurrahim menyampaikan terobosan dakwahnya dalam usaha pembentukan “Desa Binaan” sebagai percontohan, setelah sebelumnya Dpc Bone sudah memiliki beberapa Pengurus Ranting. Program ini mulai awal Juli 2001 sudah mulai dijalankan dan Insya Allah Ba’da Ramadhan akan dilaunching.

Dalam tahap awal Dpc Bone melirik wilayah pesisir sebelah timur Bone yang berjarak sekitar 25 KM dari Kota. “kami butuh dukungan dan doa kita semua”, harap Ketua Dpc

Ketua Dpc dalam milis itu juga memberi ucapan syukur dan perasaan gembira atas dikukuhkannya cabang ke 50 WI di Pontianak, “ Ketua Umum mengukuhkan cabang ke 50.  cabang pertama yang dikukuhkan dari usaha dakwah Dai Perintis, Sukses...sukses luar biasa pertolongan Allah.”ungkap Ustadz yang aktif mengirim pesan dan informasi di milis forum Ketua Dpc ini

Bina 21 Masjid Selama Ramadhan
Ramadhan kali ini Dpc Bone membina 21 Masjid untuk ceramah Ramadhan dan beberapa acara buka puasa. Insya Allah tanggal 7 Ramadhan nanti akan gelar Buka Puasa Akbar (*)

Ketua Umum Wahdah Islamiyah Jadi Imam di Acara Buka Puasa Dubes Saudi

Catatan Kecil dari Acara Buka Puasa Di kediaman  Dubes Saudi di Jakarta
Dua puluh menit menjelang buka puasa di kediaman  Duta Besar Saudi Arabia Abdurrahman bin Muhammad Amin Alkhayyat Rabu 3 Agustus, telah banyak yang hadir,  diantaranya Sekjen Kementrian Agama Bahrul Hidayat, Mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni, Mantan Menlu Alwi Syihab, Ketua MUI, H. Amidan dan beberapa Duta Besar Negara-negara Islam.

beberapa saat kemudian muncullah Pak JK didampingi oleh Dirjen AHU Kementrian Hukum dan Ham Dr. Aidir Amin Daud , yang langsung disambut hangat oleh Tuan Rumah Dubes Saudi diiringi oleh para undangan yang satu persatu datang menyalami Pak JK. Lalu Dubes Saudi   mengantar beliau duduk di tempat terdepan menghadap kepada para undangan.  Setiap tamu-tamu yang datang berikutnya selalu menyempatkan maju ke depan menyalami JK, termasuk Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazir, Duta Besar Kuwait dan lain-lainnya.

Setelah berbuka puasa, Sholat Maghrib dipimpin oleh Ustadz  Muhammad Zaitun Rasmin,  Ketua Umum Wahdah Islamiyah dan Pengurus MUI Pusat.  Kemudian dilanjutkan dengan makan malam yang menyajikan menu masakan Arab  termasuk “syurbah” dan “sambosa” yang merupakan makanan Favorit orang Arab di bulan Ramadhan.

Ketika hendak pamitan Pak JK  berucap dalam  bahasa Inggris pada Dubes Saudi,yang terjemahannya: Ini adalah keluarga saya,   ibunya (ibu mertua) adalah  family saya, sambil menepuk bahu Ustadz  Muhammad Zaitun Rasmin , yang langsung dijawab spontan oleh Dubes Saudi: “He is My Best Friend” yang membuat Mantan Dosen Arabic Islamic of Tokyo ini menjadi tersipu malu. Apalagi kejadian itu disaksikan banyak undangan, termasuk  Fuad Bawazir dan salah satu Putra Sulsel yang banyak berkiprah di bidang media Jakarta  Nurkholis Ridwan, Mantan Pimred Majalah Sabili yang berkenan mengambil gambar momen-momen acara buka puasa tersebut.

Banyak dari undangan turut berjalan mengiringi pak JK kedepan pintu   kediaman  Dubes Saudi hingga beliau naik ke mobilnya. Nampak sekali kecintaan ummat masih melekat pada sosok JK. Tokoh tokoh lain yang hadir dalam acara tersebut adalah : Mantan Menteri Rohmin Dahuri,  Ketua presidium ICMI Ilham Habibi,  Pimpinan Ponpes Darunnajah Jakarta K. H. Macrus Amin, Rektor Paramadina Anis Baswedan ,  Ketua BKSPPI K. H. Kholil Ridwan    dan beberapa pimpinan ormas Islam tingkat nasional serta beberapa pimpinan lembaga-lembaga pendidikan Islam.  Hadir pula lhwanul Kiram  Mantan Pemimpin Umum Republika yang sekarang menjadi  Dirut Alif TV Jakarta. Juga terlihat Bos Maktour Fuad Masyhur. Saat pulang  setiap undangan mendapat bingkisan air zam-zam sebagai oleh-oleh (Muhammad Bin Abdillah/http://wahdah.or.id/)

Persiapan Ramadhan, DPC Bone Kumpulkan Dai

Bulan Mubarak telah depan mata, banyak hal yang dipersiapkan menjemputnya karena ia tamu yang mulia dan di muliakan oleh Allah Subhaanahu Wataala. menyambut kehadirannya DPC Bone  mengumpulkan kader-kadernya khususnya para Da'i dalam acara temu kader dan pembekalan para Da'i yang bertugas mengisi ceramah Ramadhan 1432 H.

Acara kali ini juga dirangkaikan dengan sosialisasi beberapa program kerja diantaranya Program kerja Departemen Dakwah dan Kaderisasi, Pendidikan dan UPZ Bone. Pada kesempatan itu pula Unit UPZ membagikan amplop ramadhan kepada semua kader.yang hadir.

Acara yang berlangsung Ahad 24 Juli 2011 di mulai Pukul 09.00 sampai 17.00 dihadiri 25 orang Da'i dan Murabbi dan 30 Pengurus dan kader- kader utama, dan acara ditutup dengan Tuziyah oleh Ustadz Jamil Ismail, S.Hi (Humas DPC)

DPC Bone Hadirkan Empat Mahasiswa Madina Isi Daurah

Sebagai persiapan bekal memasuki Bulan Suci Ramadhan 1432 H, Dewan Pimpinan Cabang Bone kembali  mengadakan Daurah Syar'iyyah, kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari tanggal 9-10 Juli 2011 bertempat di Masjdi Nurul Islam, Jalan Biru Depan Kantor PLN.

Kegiatan yang dibuka langsung Ketua Cabang Ustadz Abdurrahim ini diisi oleh empat Mahasiswa Universitas Islam Madinah yang sedang liburan.

Materi ceramah yang disampaikan dalam daurah ini adalah:  Aqidah yaitu Tabbruk dan Tawassul, Fiqh Puasa Yaitu Fiqh Puasa dan sholat lail, Cinta RAsullah dan Sahabatnya Yaitu: Hak-hak Rasulullah dan Aqidah Ahlussunnah terhadap sahabat, Tazkiah Nafs yaitu : Pengarus Maksiat terhadap diri dan Fitnah akhir zaman.

Adapun Ustadz yang mengisi ceramah adalah. Ust, H. Ahmad Munir, Ust. H. Maulana Laeda, Ust. H. Sayyid Tasdiq, Ust. H. Zakaria. Kegiatan ini diikuti peserta sekitar  170 Orang Ikhwah dan Akhwat baik kader maupum umum (Humas DPC)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More